Seringkali, seperti sudah kebiasaan, hal seperti ini terus-menerus terulang, sadar atau tidak sadar. Kita jadi tidak punya cukup waktu atau bahkan lupa untuk menikmati momen yang ada.
Sebenarnya, apa tujuan kita untuk mengambil foto akan kejadian tersebut?
Apakah untuk kenang-kenangan agar bisa dilihat kembali suatu hari nanti?
Atau hanya sebagai bukti untuk orang lain bahwa kita pernah berada di tempat tersebut?
Jika jawabanmu adalah untuk menjadikannya sebagai bukti yang dapat kita tunjukan ke orang lain, sebaiknya kamu segera urungkan niatmu dan pikirkan kembali.
Apakah kamu tahu bahwa hidup ini cukup singkat? Usia rata-rata manusia hanya mencapai umur 70 tahun, lebih daripada itu, berarti Tuhan memberi bonus.
Ketika kita hidup hanya fokus untuk mengejar apresiasi dan sanjungan dari orang lain, sebenarnya kita tidak benar-benar sedang menikmati hidup kita.
Sanjungan, apresiasi bahkan harta milik kita, semua hal itu pada akhirnya adalah kesia-siaan belaka.
Kenapa tidak kita mengisi hari-hari kita dengan lebih bijak?
Ketika suatu saat nanti, kita sedang berada di puncak gunung tertinggi, atau di pantai yang sungguh indah, cobalah untuk benar-benar menikmati momen yang ada, tanpa mengambil foto, tanpa memikirkan masa depan, hanya hadir pada masa kini. Mencoba untuk mensyukuri atas apa yang sudah kita miliki dan kita capai sambil menikmati pemandangan dan momen yang ada.
Aku mau belajar dan akan terus belajar untuk bisa melakukan hal tersebut—menikmati momen yang ada tanpa harus mengabadikannya lewat foto.
Memang foto tidak dapat pudar dan memori otak bisa pudar, tapi kebahagiaan yang didapatkan ketika kita "hadir" dan "sadar penuh" tidak dapat tergantikan.
Kita tidak perlu membuktikan kepada siapapun jika kita sedang berada di atas puncak gunung.
The dreamer.
Saya mengambil foto karena saya menikmati prosesnya.
BalasHapusMaklum saya penggemar fotografi, jadi terkadang lebih karena suka pada perjuangan dan proses menghasilkan sebuah foto.
Ada pacuan adrenaline, semangat, dan gairah disana.
Kemudian saat paling menyenangkan adalah ketika orang tersenyum karena foto yang kita buat.
πππππ
Wah, mau dong belajar fotografi sama Kak Anton! Skill fotografiku ini ala kadarnya banget. Kadang suka heran sama orang yang bisa hasilin foto yang keren banget, padahal kalau aku yang foto hasilnya biasa aja π
HapusAah, benar banget! Membuat orang lain tersenyum dan tertawa itu bikin hati jadi penuh sukacita juga ya π
Kadang-kadang aku juga termenung seperti ini lia, suka kehilangan sekian persen moment menikmatonya karena sebagian waktu kuhabiskan foto buat take a picture hihihi
BalasHapusSama banget! Apalagi dulu pas aku lagi aktif medsos, dikit-dikit update sampai nggak ada memori akan moment itu di otak, jadi nggak ada kesannya gitu. Sedih π
HapusBeberapa waktu terakhir ini aku juga berpikir demikian ketika mengambil sebuah gambar, bertanya-tanya antara mecari sebuah validasi atau membekukan kenangan (untuk nantinya akan diceritakan melalui blog).
BalasHapusPada akhirnya hanya sesekali untuk mengambil foto, lalu perbanyak untuk menikmati momen :D
Haiii, melipirnya agak jauh juga sampai ke siniπ
HapusAku sadar banget sih kalau dulu, kebanyakan foto yang aku ambil hanya untuk mencari validasi dari orang lain, which is nggak bener banget kalau tujuannya kayak gini ya π
Ternyata menikmati dan mengabadikan momen lewat mata dan hati kita, turns out lebih bermakna ya ❤
Semoga bisa terus bijaksana dalam mengambil foto ya!!
aku ngambil foto sesuatu untuk dokumentasi pribadi, untuk kenang-kenangan ke diri sendiri, nggak pernah terpikir buat dipamerin ke orang hahahaha. mostly sih untuk foto-foto di blog, yang bener-bener ingin aku jaga banget memorinya biar aku nggak lupa.
BalasHapusAlasan yang bagus kak Endah π
HapusMemang benarnya seperti ini tapi zaman sekarang banyak orang yang motivasi untuk mengambil foto tuh secara nggak langsung untuk pamer, jadi lewat tulisan ini, aku ingin agar orang-orang bisa introspeksi diri lagi, demikian juga diriku π€
Kalau saya, take picture itu pentiiinggg banget.
BalasHapusMaklum, saya merasa semakin hari saya kayaknya makin pikun, entah penyakit atau gimana, yang jelas saya rasanya lebih cepat melupakan hal-hal dari pengalaman saya, makanya, saya selalu ambil foto, lalu sebisa mungkin langsung saya tulis di blog, biar saya ingat selalu.
Pun juga, foto menunjukan, bagaimana kita tumbuh dan berproses, rasanya menyenangkan kalau liat-liat foto.
Makanya folder foto saya kelompokan berdasarkan tanggal :D
Wah, kak Rey, aku sekarang juga begitu, karena takut lupa akan kejadian yang berlangsung, aku suka ambil foto iseng aja, meskipun nggak jelas sekalipun yang penting ada memori akan hari tsb π€
HapusAku jadi kepikir, berapa banyak memori yang udah kak Rey habiskan untuk menyimpan foto? π€