Mengucap syukur ketika menerima berkah pasti sangat mudah dilakukan, tapi bagaimana jika kita mengucap syukur ketika terkena musibah? Pasti akan terasa sangat sulit. Jujur saja, berapa kali dalam sehari kita mengucap syukur atas hidup kita? Mungkin dalam sehari bisa lupa sama sekali.
Ada satu kejadian sederhana yang mengubah pemikiranku, bahkan menamparku, untuk lebih mengucap syukur dalam hal terkecil sekalipun.
Suatu hari, aku pergi ke tempat laundry untuk menitipkan pakaian mamaku yang terendam banjir sewaktu malam tahun baru kemarin. Di tempat laundry, aku melihat banyak pakaian-pakaian kering yang bertumpuk-tumpuk di dalam keranjang yang siap untuk disetrika, dan di sana aku melihat seorang pegawai yang berdiri di depan meja, siap untuk menyetrika semua pakaian-pakaian kering yang bertumpuk-tumpuk itu. Seketika itu aku merasa tertampar, bagaimana bisa dia melakukan pekerjaan seperti itu? Apa dia nggak pusing melihat banyaknya pakaian yang harus dia setrika? Aku sendiri merasa kesal kalau melihat banyak pakaian yang harus disetrika, dan menurutku, menyetrika itu adalah pekerjaan yang paling membosankan, padahal aku sehari-hari paling hanya menghabiskan waktu 15-30 menit untuk melakukannya, sedangkan dia harus menyetrika banyak pakaian dengan durasi berjam-jam, sepanjang hari bahkan sepanjang waktu selama dia bekerja di tempat itu! Astaga, dengan membayangkannya saja sudah terasa bosannya, apalagi dia yang mengalaminya?!
Seketika itu juga aku tersadar, bahwa aku kurang bersyukur dalam hidupku. Seharusnya, aku lebih bisa bersyukur karena hanya menghabiskan sedikit waktu untuk menyetrika pakaian. Seharusnya, aku nggak mengeluh ketika melihat banyak pakaian yang harus disetrika, karena pegawai tersebut harus menyetrika lebih banyak pakaian, nggak sebanding sama apa yang harus aku kerjakan.
Sungguh ini kejadian sederhana yang membuka mataku, bahwa aku harus lebih menghargai dan mensyukuri apa yang sehari-hari aku lalui, karena banyak di luar sana yang melalukan pekerjaan yang lebih berat daripada yang aku lakukan.
Memang benar pernyataan yang menyuruh kita untuk lebih sering melihat ke sekitar kita, melihat orang-orang yang hidupnya lebih berat dari kita, karena dengan itu kita lebih bisa bersyukur atas hidup kita. Kalau kita hanya terus melihat ke atas, kita nggak akan pernah merasa puas dan bersyukur atas hidup kita saat ini.
Jadi, mari kita sama-sama belajar untuk lebih mensyukuri hidup kita ini dalam hal terkecil sekalipun.
Jangan lupa bersyukur! :)
The dreamer.
"melihat orang-orang yang hidupnya lebih berat dari kita" kata-katanya suka nih aku, alih-alih "bersyukur karena ada yang lebih menderita daripada kita", dan bener banget kalau lihat ke atas terus hidup nggak akan pernah puas.
BalasHapus